SINDE – Puluhan warga yang bermukim di wilayah jalan Pertanian Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya Depok Kamis (12/3) malam, menggeruduk lokasi proyek pembangunan Kampus Institut Teknologi dan Kesehatan Jakarta (ITKJ).
Warga yang tinggal di RT 04 RW 05 Tirtajaya itu datang secara serentak pada malam hari atau sekitar pukul 23.00 WIB. Sebagai aksi protes kesekian kalinya ini, mereka berkumpul dan langsung menggeruduk masuk area proyek yang terletak di kawasan Grand Depok City (GDC) tersebut.
Maksud kedatangan warga adalah mempertanyakan komitmen kesepakatan pihak perusahaan selaku pelaksana proyek, terutama kontraktor pembangunan perihal klausul perjanjian batas jam aktifitas kegiatan proyek yang pernah dilakukan sebelumnya dengan warga.
Warga merasa pihak perusahaan mengabaikan perjanjian terkait jam operasional aktifitas kegiatan pembangunan kampus yang dikerjakan oleh PT Adhi Persada Gedung (APG) tersebut.
Salah satu warga jalan pertanian, Yayat saat dikonfirmasi wartawan SINDE mengatakan, akar utama persoalan yang membuat warga marah adalah pihak perusahan selaku pelaksana proyek tidak berkomitmen atas kesepakatan klausul perjanjian aktifitas jam operasional yang sudah disepakati sebelumnya dengan warga. Bahkan, ia menyebut upaya teguran lisan hingga tulisan warga tidak pernah digubris pihak perusahaan.
“Klausul perjanjian aktifitas proyek pernah dibuat antara warga dan perusahaan selaku pihak pelaksana. Poinnya, batas aktifitas kegiatan proyek sampai jam 10 malam. Sayangnya, perjanjian itu tak digubris perusahaan, mereka terus beraktifitas saja bahkan sampai pagi. Jelas, warga marah karena sangat terganggu. Kami juga sudah berupaya memberi peringatan kepada pelaksana proyek baik lisan maupun tulisan, tetap tidak di respon gangguan ini,” tegas Yayat, Jum’at (13/3) pagi.
Sebelumnya diketahui, aksi protes warga ini pernah terjadi pada Minggu 24 November 2019 lalu. Ketika itu, puluhan warga jalan pertanian menghentikan paksa alat berat proyek milik PT APG tersebut.
Aksi penyetopan tersebut, lantaran dianggap tidak pernah diberikan sosialisasi lahan sekitar 5000 M2 itu untuk proyek pembangunan kampus ITKJ. Namun, warga hanya mendapatkan informasi, bahwa proyek itu bakal dibangun sekolah formal, SD, SMP dan SMA.
Sementara warga lainnya menyebut pernah diundang mengikuti pertemuan di kantor Walikota dan Kelurahan setempat. Pertemuan membahas kompensasi proyek 28 lantai yang berdampak pada 30 kepala keluarga di jalan pertanian tersebut.
(dik/po/SINDE)