Depok, SINDE – Anggota Komisi IX DPR RI, Wenny Haryanto bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan gencar memberikan edukasi kepada masyarakat seluruh usia untuk peduli lakukan pencegahan dan penurunan stunting.
Berlangsung di Gedung MUI Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Wenny dan BKKBN serta DP3AP2KB Kota Depok menjelaskan kepada 300 lebih masyarakat Kota Depok.
Dalam sambutannya anggota Komisi IX DPR RI, Wenny Haryanto menjelaskan bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi di tahun 2045.
Bonus demografi itu sendiri adalah suatu kondisi di mana mayoritas penduduknya berada dalam usia produktif mulai umur 15 tahun sampai 64 tahun.
Namun sayangnya bonus demografi ini bisa terhambat dan terancam gagal karena tingginya angka stunting di Indonesia yang pada tahun 2021 lalu ini sekitar 24,4 persen.
Wenny melanjutkan Kondisi seperti ini mengakibatkan Presiden Jokowi meminta kepada BKKBN untuk menjadi leader secara nasional dalam pencegahan dan penurunan stunting tahun 2024 nanti menjadi 14 persen.
“Presiden Joko Widodo telah menetapkan Indonesia harus bisa menekan stunting menjadi 14 persen. Pada 2021, posisinya masih 24,4 persen secara nasional. Ini berarti satu dari empat anak Indonesia tercatat stunting,” jelas Wenny.
Lebih jauh Wenny menjelaskan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Nah, percepatan penurunan stunting merupakan upaya intervensi yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor di pusat, daerah, dan desa.
“Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, yaitu mulai pada 1000 hari pertama,” ujar Wenny Haryanto.
Tak lupa Wenny Haryanto memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Depok karena angka stunting Kota Depok terendah se-jawa Barat dengan nilai 12,3 persen.
“Meski demikian DP3AP2KB Depok jangan lengah dan tetap harus berusaha menurunkan stunting sampai 0 persen,” harap Wenny Haryanto.
Selanjutnya Wenny Haryanto mendiktekan secara pelan-pelan kepada peserta yang hadir mengenai ciri-ciri stunting serta bagaimana cara mencegah stunting.
“Jangan lupa bagi ibu-ibu sehabis menceboki anaknya untuk segera cuci tangan pakai sabun. Lalu jangan biasakan anak tidak memakai celana dan hindari anak dari asap rokok,” pesan Wenny Haryanto.
Senada, Kadis DP3AP2KB Kota Depok, Nessi Annisa Handari mengungkapkan, mencegah stunting itu penting jangan pening, ibarat Ayu tingting makan Opak, yang penting kita kompak dalam penanganan stunting.
“Peran penguatan keluarga bukan hanya peran ibu-ibu tapi juga bapak-bapak, tokoh agama, tokoh masyarakat, guru ngaji, guru sekolah dan semua pihak,” ujar Nessi.
(Bambang banguntopo/SINDE)