Komunitas Tuna Rungu Ini Nyatakan Dukungan ke Idris-Imam

oleh
oleh
Komunitas Tuna Rungu nyatakan dukungannya ke Paslon Idris-Imam di Pilkada Depok.

SinarDepok.Com – Pasangan Calon Wali Kota Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Imam Budi Hartono terus mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat Kota Depok.

Pasangan Idris Imam kini mendapat dukungan dari komunitas tuna rungu di Depok. Mereka memilih mendukung Idris Imam karena pro kepada kaum milenial dan akan membuat program 5.000 pengusaha baru di Depok.

Di kesempatan itu, Imam Budi Hartono bertemu dengan komunitas Tuli Depok. Bahkan Imam mengapresiasi keahlian para anggota komunitas ini yang mandiri dalam menjalani kehidupan meski dalam keadaan kekurangan.

“Alhamdulillah, saya bertemu salah satu founder Koptul atau Kopi Tuli bernama Andika Prakoso. Saya mengapresiasi kehalian mereka membuat kopi, rasanya nikmat,” kata Imam Budi Hartono, Minggu (27/09).

Imam Budi Hartono juga dalam kesempatan itu mengingatkan bersama komunitas tersebut kepada warga Depok pada 9 Desember 2020 datang ke TPS memilih pasangan Idris Imam nomor 2.

“Warga Depok jangan lupa 9 Desember 2020 datang ke TPS memilih pasangan Idris-Imam nomor 2. Coblos,” kata Imam didampingi oleh para anggota komunitas tuli Depok.

Sementara itu, pemilik Koptul Adhika Prakoso bercerita, awal mulai membuka usaha kopi dari pengalaman ditolak bekerja di sebuah perusahaan. Hal itu membuat Adhika merasa ingin berbuat lebih untuk membantu teman-teman yang senasib dengannya.

Melihat peluang bisnis di bidang kopi, ia pun mulai mengajak rekannya yang juga tunarungu.

Baca Juga:   ASN Hingga Eks Dewan Gabung KPNPA RI Depok

Trierwinsyah dan Putri untuk membuka kedai kopi bernama Koptul alias Kopi Tuli yang berlokasi di Jalan Krukut Raya No.70 Cinere, Depok.

Adhika mengatakan, melalui bisnisnya ini dirinya berharap bisa memberdayakan kaum tunarungu agar bisa berdiri di kaki sendiri.

“Kedai kopi kami ini baru dibuka pada 12 Mei 2018 lalu. Dilatarbelakangi kesulitan kami mendapat pekerjaan yang layak karena keterbatasan kami. Inilah yang menjadi semangat saya membuka usaha agar teman-teman tuli bisa memperoleh pekerjaan yang layak,” ujar Adhika.

Pemilihan bisnis kopi ini memang bermula dari kecintaan Adhika terhadap kopi. Ia bahkan mengambil kursus singkat untuk belajar meramu dan mengelola bisnis kopi di Toffin.

“Belajar dan dapat mesinnya di Toffin. Satu minggu belajar. Jadi saya belajar mengoperasikan mesin pembuat kopi dan juga bisnisnya. Semua lebih mudah karena saya memang pecinta kopi dan sudah punya basic meramu kopi,” ujarnya.

Ia mengatakan, di Kedai Koptul ini pengunjung tak hanya bisa menyeruput kopi yang mereka seduh namun juga mempelajari bahasa isyarat yang digunakannya untuk berkomunikasi sehari-hari.

Bahkan, di kemasan gelas kopi di gerai ini, masyarakat akan mendapati simbol Bisindo beserta abjad yang mewakilinya.

“Salah satu tujuan saya membuat simbol Bisindo itu agar pengunjung ketika meminum kopi tuli bisa belajar bahasa isyarat dan bertukar informasi dengan teman-teman tuli lebih mudah,” imbuhnya.

(po/HS/SINDE)

No More Posts Available.

No more pages to load.