Depok, SINDE – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok memaksimalkan penataan sampah pasca penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung di akhir pekan lalu. Diantaranya, dengan menambah jumlah alat berat dan jam beroperasi TPA Cipayung.
Kepala DLHK Kota Depok, Abdul Rahman mengatakan, saat ini alat berat yang beroperasi di TPA Cipayung ada delapan. Dengan rincian, ekskavator ada lima unit, buldoser ada tiga unit dan loader ada satu unit.
“Sebenarnya kebutuhan ekskavator yang kita perlu 12 unit, kita ada 5 unit. Untuk itu, kita sewa 5 unit dan akhir bulan ini akan ada tambahan 2 unit dari bantuan Provinsi Jawa Barat,” tutur Abra, sapaannya dilansir melalui laman resmi Pemkot Depok.
Abra, sapaan akrabnya, menuturkan, kebutuhan buldoser diperlukan 5 unit, DLHK Depok sudah ada 3 unit, sehingga untuk tambahan disewa 2 unit. Lalu, kalau loader sudah cukup satu unit.
“Dengan alat berat yang memadai penataan akan cepat dilakukan. Mohon warga Depok bersabar,” ucap Abra.
Selain menambah alat berat, para pekerja yang bertugas di TPA Cipayung juga ditambah jam operasionalnya. Tentunya dengan penambahan biaya upah.
“Dari yang sebelumnya bekerja selama 8 jam, karena ada ini kita tambah menjadi 10 jam. Agar sampah yang mengantre masuk dapat segera di layani,” kata Abra.
Selanjutnya, ia menjelaskan, mekanisme penataan sampah di TPA Cipayung.
Truk sampah yang datang akan melakukan bongkar muatan sampah di area loading. Kemudian, loader akan mengeruk sampah yang diturunkan oleh truk ke atas.
“Sampah yang dinaikkan oleh loader akan diambil oleh ekskavator dan dinaikkan kembali ke tingkat selanjutnya,” ujar Abra.
Abra melanjutkan, setelah sampai puncak, buldoser akan menggiring sampah baru tersebut ke area yang masih rendah. Sekaligus, meratakan area atas TPA Cipayung.
Ia mengklarifikasi, yang terjadi beberapa waktu lalu bukan longsoran sampah yang besar. Tetapi, hanya sampah yang berada di sekitar area loading yang turun menutupi setengah area tersebut, sehingga truk sulit bermanuver untuk kembali keluar.
“Sampah tidak mempunyai struktur bentuk yang tidak tetap, apalagi sampah organik yang mengalami pembusukan, dengan cuaca yang cukup panas tentunya mempercepat proses pembusukan, sehingga sampah diarea itu turun seperti meleleh,” terang Abra.
Namun ia menegaskan, saat ini TPA Cipayung sudah beroperasi normal kembali. Sampah yang berada di wilayah sudah kembali diangkut secara bertahap.
“Kami juga meminta kerja samanya dari masyarakat untuk melakukan upaya pemilahan dan pengolahan sampah, khususnya yang organik,” tutup Abra.