Depok, SINDE – Pemilihan Umum (Pemilu), ajang pesta demokrasi lima tahunan dijadwalkan 14 Februari 2024. Untuk kedua kalinya, pemilu legislatif dan pemilu presiden digelar serentak pada hari yang sama untuk memilih pasangan calon presiden/wakil presiden, calon anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD RI. Pemilu nasional serentak pertama kali dilakukan pada 2019. Apa saja yang membedakan Pemilu 2024 dengan pemilu sebelumnya?
Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan Buku Elektronik Pemiludamaipedia. Buku panduan elektronik tersebut hadir sebagai salah satu upaya mengumpulkan informasi untuk memudahkan masyarakat memperoleh informasi, menambah wawasan dan pemahaman mengenai Pemilu 2024.
“Ini salah satu langkah Kominfo menjalankan fungsi selaku konduktor komunikasi publik dengan harapan bisa memberikan pengetahuan menyeluruh kepada masyarakat terkait berbagai hal dari Pemilu, mulai dari proses tahapan hingga pelaksanaannya. Untuk kemudian masyarakat turut mengambil peran menyukseskan Pesta Demokrasi Pemilu 2024,” ungkap Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong, saat peluncuran Buku Elektronik Pemiludamaipedia di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, dikutip melalui laman indonesia.go.id.
Dirjen Usman Kansong menjelaskan Pemiludamaipedia dapat diakses di https://s.id/pemiludamaipedia/. Menurutnya buku elektronik itu memuat daftar pemilih tetap (DPT), anggota partai politik, hingga daftar calon sementara Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Selain itu, ada juga profil partai peserta Pemilu, profil calon presiden dan wakil presiden, jadwal Pemilu 2024 hingga layanan chatbot “Ayo Memilih!”.
Tidak hanya itu, dalam aplikasi tersebut juga memuat tiga fitur untuk menangkal informasi hoaks seputar kepemiluan. Yakni Cek Lawan Hoaks, Lapor ke turnbackhoax.id yang dikelola Mafindo serta melaporkan hoaks Pemilu 2024 ke situs Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Jadi masyarakat bisa berinteraksi langsung. Di buku ini masyarakat juga bisa mendapatkan informasi-informasi atau berita yang terindikasi hoaks untuk kemudian langsung melaporkannya, karena buku ini juga berisi cara melaporkan hoaks terkait Pemilu,” tuturnya.
Dirjen IKP Kementerian Kominfo menjelaskan setiap informasi yang dalam Pemiludamaipedia bersifat living document karena terus diperbarui sesuai perkembangan terkini. Oleh karena itu, Dirjen Usman Kansong berharap dengan informasi terkini masyarakat terhindar dari informasi keliru dan simpang siur. Bahkan dengan berisi literasi terkait demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara akan dapat mendorong diskusi di ruang publik lebih sehat, beretika dan memberikan pendidikan politik yang baik.
“Karena informasi dalam buku berasal dari sumber-sumber terpercaya. Semoga pesta demokrasi yang akan kita rayakan nanti bisa memberikan pendidikan politik yang berguna bagi kemajuan bangsa,” ungkapnya.
Satgas Antihoaks
Guna mengawal pesta demokrasi agar berjalan damai, Kementerian Kominfo telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) antihoaks yang menyisir informasi-informasi yang terindikasi mengandung kebencian, provokasi, dan kebohongan terkait Pemilu.
“Setiap gelaran Pemilu, tensi politik selalu memanas. Masyarakat selalu terpicu untuk memberikan komentar dan menanggapi berbagai isu. Jadi Kominfo hadir untuk mencegah informasi yang salah atau hoaks,” tukas Dirjen IKP Kementerian Kominfo.
Selama ini, Kementerian Kominfo juga menjalankan salah satu peran strategis dalam mengawal Pemilu Damai melalui diseminasi informasi dan penciptaan komunikasi yang santun dan beretika di ruang publik. Sesuainya tugas dan perannya, Kementerian Kominfo, melakukan diseminasi informasi publik dalam tiga periode yakni; periode prapemilu, saat pemilu dan pascapemilu. Periode prapemilu berfokus pada ajakan antigolput. Periode saat pemilu merupakan ajakan menjaga situasi kondusif mulai saat proses pemilihan sampai dengan penghitungan suara. Kemudian periode pascapemilu merupakan ajakan bahwa menjaga persatuan bangsa jauh lebih penting, apa pun hasil pemilu tersebut.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum sudah meresmikan daftar pemilih tetap Pemilu 2024 dengan jumlah total sekitar 204,8 juta pemilih. Angka itu terdiri dari pemilih di dalam dan luar negeri, yang tersebar di 514 kabupaten/kota, 38 provinsi, dan 128 negara perwakilan. DPT Pemilu 2024 dalam negeri paling banyak berada di Provinsi Jawa Barat, sedangkan paling sedikit di Provinsi Papua Selatan. Dengan begitu, Pemilu 14 Februari 2024, boleh dibilang salah satu ajang kontestasi demokrasi terbesar di dunia.