Menyongsong Bonus Demografi, Wenny Haryanto Sosialisasikan Cegah Stunting Sejak Dini

oleh -186 Dilihat
oleh
Anggota Komisi IX DPR RI Wenny Haryanto (dua kiri) didampingi Plt Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI Dwi Listyawardani, Kepala Perwakilan BKKBN Profinsi Jawa Barat Wahidin, Kepala Dinas DPAPMK Kota Depok Nessi Annisa Handari menghadiri kegiatan sosialisasi, belum lama ini.

DEPOK, SINARDEPOK.COM – Anggota Komisi IX DPR RI Wenny Haryanto mengatakan, bahwa di tahun 2030 mendatang Bangsa Indonesia akan menyongsong tahun keemasan bonus demografi.

“Bangsa kita akan mendapatkan bonus demografi, karena sekitar 70 persen penduduk Indonesia akan memasuki usia produktif pada tahun 2030 nanti,” kata Wenny saat menghadiri Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana Bersama Mitra BKKBN tahun 2021 di kawasan Cinere Depok, Jum’at (19/11).

Namun demikian, anggota legislatif dapil Kota Depok Dan Kota Bekasi itu mengingatkan bonus demografi terancam gagal di dapat Bangsa Indonesia akibat Stunting.

“Jika gagal, maka bonus demografi yang kita harapkan ini akan berubah menjadi disaster demografi, dikarenakan adanya Stunting,” tegasnya.

Dijelaskan Wenny, pada Januari tahun 2021 Presiden Joko Widodo menggelar Rapat Terbatas rapat terbatas antara Presiden dengan BKKBN. Rapat Terbatas ini membahas upaya penurunan angka Stunting yang ditargetkan mencapai 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

Berdasarkan data pada tahun 2019 lalu, angka penurunan Stunting baru mencapai 27 persen.

“Dalam rapat terbatas dengan Presiden Jokowi saat itu, BKKBN diberikan tugas sebagai Ketua Penanganan Stunting, targetnya di tahun 2024 harus mencapai 14 persen,” jelas Wenny.

Wenny pun mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menurunkan jumlah angka penderita Stunting.

“Ayo masyarakat kita bersama-sama sosialisasikan ini, bantu jangan sampai generasi emas bangsa kita hilang akibat Stunting,” ajak Wenny.

Baca Juga:   Wenny Sebut Program KRIS Bakal Hapus Kelas Iuran dan Layanan 1,2,3 BPJS Kesehatan

Wenny memaparkan masalah tentang Stunting atau kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam kurun waktu yang lama

“Ciri penderita stunting ini lebih pendek dari anak normal seusianya, berbeda dengan kerdil yang disebabkan oleh kelainan genetik. Selain itu, anak juga mengalami keterlambatan dalam berfikir. Ciri lain, dilihat wajahnya tampak lebih muda dari anak-anak sebayanya, lalu ia juga mengalami pubertas yang terlambat,” papar Wenny.

Sementara agar anak terhindar dari stunting, lanjut Wenny, memperhatikan gizi ibu sejak kehamilan usia nol hingga usia anak mencapai 2 tahun sangat penting.

“Upayakan saat hamil konsumsi tablet penambah darah, penuhi kebutuhan nutrisi saat hamil, berikan ASI ekslusif untuk bayi selama 6 bulan karena itu merupakan gizi yang paling penting, biasakan prilaku hidup bersih, terus pantau pertumbuhan anak, baik berat badan, tinggi, dan lingkar kepala,” papar Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar ini.

Kegiatan Sosialisasi yang tetap menerapkan prokes Covid-19 5M itu, dihadiri Plt Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI Dwi Listyawardani, Kepala Perwakilan BKKBN Profinsi Jawa Barat Wahidin, Kepala Dinas DPAPMK Kota Depok Nessi Annisa Handari, Ketua Yayasan Al Hidayah Hj Abdullah, Ketua LPM Cinere Ahmad Jayadih, beserta elemen masyarakat.

(po/SINDE)

No More Posts Available.

No more pages to load.