Sinardepok.com – Pengamat Politik Political and Public Policy Studies, Jerry Massie, menyebut pasangan calon (Paslon) Mohammad Idris-Imam Budi Hartono unggul dari paslon Pradi Supriatna-Afifah Alia.
Hal itu terlihat ketika paslon Idris-Iman lebih menguasai materi dibandingkan paslon Pradi-Afifah pada debat publik putaran pertama Pilkada Kota Depok yang ditayangkan langsung di stasiun televisi swasta iNews, Minggu (22/11/2020)
“Jelas unggul paslon nomor dua (Idris-Imam). Dia lebih menguasai setiap sesi materi dan bisa menjawab semua dengan tenang dan sabar,” kata Jerry Massie, Minggu (22/11).
Ia mengatakan, paslon Idris-Imam lebih menguasai sesi tentang materi tata kelola kota dibanding Pradi-Afifah. Hal itu, lanjut dia, disebabkan Idris-Imam calon yang sudah saling melengkapi.
“Bagaimanapun, paslon Idris-Imam lebih sempurna. Idris sudah 5 tahun punya kuasa kebijakan, sedangkan Imam sudah lebih dari 20 tahun duduk di Legislatif, itu sudah cukup kan,” ungkap Jerry sapaan akrabnya.
Sementara paslon Pradi-Afifah dinilai kalah jauh dari berbagai sektor. Meski sebelumnya Pradi adalah wakilnya Idris, namun tidak berpengaruh besar akan hasil dari kontestasi Pilkada yang akan dihelat pada 9 Desember mendatang.
Jerry pun ikut berkomentar terkait program kampanye kedua pasang calon. Meskipun kedua paslon sama-sama memiliki niat baik bagi Kota Depok, akan tetapi program kampanye Idris-Imam dapat lebih diterima masyarakat, terutama kaum cendikia.
“Keduanya bagus programnya, namun kita harus menelaah mana program yang sekiranya lebih realistis untuk dilaksanakan,” paparnya.
Sebagai pengamat politik dan kebijakan hukum, Jerry melihat berobat gratis hanya menggunakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (E-KTP) memungkinkan akan terjadi benturan, terutama dalam ketetapan hukum Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menurut Undang-Undang.
“Rp. 500 juta untuk setiap RW, saya rasa terlalu sulit dilaksanakan, karena pengelola keuangan negara paling dasar adalah Kelurahan. Kalau di Kabupaten kan ada kepala desa, jangan juga terlalu nafsu dalam menerapkan program kampanye,” pungkasnya
Sementara, kata Jerry, penambahan alokasi anggaran sebesar Rp. 5 miliar per-Kelurahan dia sebut program kampanye yang lebih cerdas.
Hal itu, sambung dia, karena kelurahan merupakan instansi negara terendah yang berhak mengelola keuangan negara.
“Iya dong, jelas kelurahan lebih sah secara hukum. Karena disana kan ada pendampingan hukum, jadi lebih sah dimata hukum,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Relawan Merah Kota Depok, Julius Inggi Vistindo menyebut debat paslon yang baru saja diselenggarakan iNews TV kurang menarik. Dirinya melihat tidak adanya persaingan dalam debat yang dilakukan.
“Paslon Idris-Imam lebih unggul kemana-mana, jadi saya melihatnya tidak menarik,” kata Julius panggilan akrabnya.
Julius pun menilai paslon Idris-Imam jauh mengungguli paslon Pradi-Afifah dalam berbagai aspek, mulai dari pertanyaan yang dilontarkan moderator, hingga program unggulan yang dikeluarkan.
Dalam pengamatan Julius, Idris-Imam lebih taktis dalam menajawab pertanyaan, sedangkan Pradi-Afifah terkesan melebar kemana-mana dalam menjawab tantangan.
“Bahkan ada beberapa statemen dari calon wakil nomor urut satu yang mungkin tidak dipahami, malah terkesan menyerang pak Pradi, ya sangat disayangkan ya,” terang Julius.
(po/ki/SINDE)