SINDE – Seorang siswa yang meraih segudang prestasi gagal masuk SMA Negeri di kawasan Pancoran Mas, Kota Depok.
Muly Karina, orang tua siswa kepada wartawan mengatakan, anaknya tidak lolos masuk SMA Negeri melalui jalur prestasi dalam PPDB jenjang SMA. Dia menambahkan, anaknya memiliki segudang prestasi di olahraga 64 petak atau catur.
“Setiap tahunnya anak saya meraih medali emas dalam kejuaraan catur membawa nama Kota Depok. Memang dari awal tujuannya ke prestasi. Punya bakat di sini kenapa nggak kita dukung, bersyukurnya juara-juara terus. Sekarang kenyataannya ditolak SMA Negeri 1 Kota Depok,” katanya.
Ia mengatakan, anaknya sering meraih medali emas dalam kejuaraan catur tingkat nasional mewakili Kota Depok. Berkat hal itu, anaknya disarankan sekolah untuk mencoba jalur non-akademik atau jalur prestasi akademik.
Ia menambahkan, bahkan dari tempat tinggalnya ke Sekolah SMA Negeri 1 Kota Depok kurang lebih hanya berjarak 400 meter.
“Jarak rumah kami ke sekolah SMAN 1 Depok gak terlalu jauh, jaraknya sekitar 400 meteran. Mencoba jalur zonasi juga tidak lolos. Namun yakin anak kami lolos dengan mendaftarkan PPDB SMA melalui jalur prestasi karena banyak raihan prestasi olahraganya,” terangnya.
Tak hanya itu, ia membeberkan alasan pihak sekolah yang menolak anaknya bersekolah di
SMA Negeri 1 Depok. Sebab, alasannya anak tersebut tidak memiliki sertifikat catur jenjang internasional.
“Kami sayangkan alasan pihak sekolah yang meminta sertifikat jenjang internasional sebagai syarat masuk di sekolah SMAN 1 Depok. Padahal, anak kami sering meraih medali emas di beberapa kejuaraan Catur, yang membawa harum nama Kota Depok,” ungkapnya.
Terlebih, lanjutnya, anak berprestasi itu bakal mengikuti kejuaraan catur di Negara Laos pada Agustus nanti. Tentunya, secara otomatis membawa nama Indonesia khususnya dalam olahraga Catur.
“Mudah-mudahan pada kejuaraan di Laos nanti anak kami dapat mengharumkan Indonesia. Namun sayangnya anak kami ini belum mendaftar di sekolah manapun,” pungkasnya.
(Guntur)