Depok – Akulturasi Ilmu Silat dari Cina dengan betawi bukan hal yang aneh misalnya silat Beksi yang artinya pertahanan empat arah, bek (Pertahanan) dan Sie (Empat). Silat beksi sendiri, berangkat dari Tiga pendekar Beksi yakni, H. Gozali, H. Hasbullah dan H. Nali dan seorang cina bernama Ceng Ok, dan dikembangkannya di Betawi. Tak hanya di Betawi, seiring waktu silat Beksi semakin luas penyebarannya salah satunya di Kota Depok.
Adalah Anda Suhanda seorang penggerak kelompok Perguruan Pencak Silat Beksi Tradisional H. Hasbullah di Depok. Alasannya menjadi penggerak pencak silat Cina campur Betawi ini, kata dia sebagai upaya pelestarian dan mempertahankan kebudayaan Betawi, salah satunya di Kota penyangga Jakarta ini.
“Silat Beksi Tradisional H. Hasbullah
ini bagian pelestarian budaya Betawi. Jadi harus kita pertahankan dan kenalkan kepada generasi penerus bangsa agar tidak hilang,” kata Anda Suhanda yang akrab disapa engkong, Kamis (27/6/2019).
Engkong juga mengingatkan bahwa pentingnya untuk menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. Untuk itu, sebagai generasi penerus bangsa khususnya pemuda harus turut serta melestarikan budaya khususnya pencak silat beksi.
“Kelompok pencak silat Beksi di Kampung Bojong Kelurahan Bakti Jaya ini sudah miliki anggota belasan. Mereka yang sudah bergabung umumnya anak-anak pemuda. Setidaknya, mengingatkan para generasi muda untuk jangan lupa dengan budaya kita dan ikut melestarikannya. Disisi lain, upaya menjaga amanah untuk melestarikan budaya pencak silat Beksi ini dari guru-guru besar sebelumnya,” ujarnya.
Pria kelahiran 1954 itu juga menjelaskan, ilmu silat Beksi Tradisional H. Hasbullah yang dikembangkan di kampung Bojong sendiri mulai berjalan bulan Agustus tahun 2016.
“Alhamdullilah, Agustus besok kelompok Silat Beksi kampung Bojong masuk usia ke 3 tahun. Sekaligus pencak silat diikuti pemuda yang ada Sanggar Bina Remaja Kreatif (SBRK),” ungkapnya.
Ia pun menambahkan, ilmu silat ini memiliki ciri khas pada pukulan kepalan terbalik dengan sisi lengan dalam menghadap ke atas. Pukulan ini harus dilakukan dengan mengerahkan tenaga. Ketika menyerang, tulang bahu jari menjadi ujung pukulan. Pukulan kepalan terbalik ini dibarengi dengan gerak bahu untuk meningkatkan kekuatan pukulan dan menambah jangkauan tangan. Selain itu, pukulan sikut menjadi ciri khas Beksi. Pertarungan khas beksi berlandasan tenaga yang dilakukan dengan jarak rapat.
“Ya, pada intinya ilmu silat Beksi Tradisional H. Hasbullah lebih kepada pertahanan dan untuk menjaga diri,” tutur pria yang hobi memakai baju pangsi ini.
Sementara itu, Fadil pemuda kampung Bojong yang ikut tergabung dalam kelompok ini sangat antusias mempelajari ilmu pencak silat Cina Betawi ini. Kata dia, dengan ikut bergabung di kelompok perguruan silat tersebut, dapat ikut melestarikan budaya Indonesia.
“Saya bangga telah bergabung di ilmu silat Beksi Tradisional H. Hasbullah ini. Minimal sebagai pemuda saya bisa ikut andil menjaga dan melestarikan budaya silat ini,” ungkap Fadil yang masih duduk di bangku SMK tersebut.
(dik/po/sinde)