Depok, SINDE – Dalam mitologi Mahabharata, Dewi Srikandi menjadi suri teladan prajurit wanita. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa.
Pada masa modern, Srikandi juga berdiri di garis terdepan di dalam menghadapi musuh kehidupan. Musuh kehidupan di zaman modern bukan lagi dihadapi dengan senjata, karena musuh kehidupan di zaman modern adalah kemiskinan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Srikandi saat ini tak lagi menggunakan senjatanya yang sakti mandraguna, tetapi menggunakan segenap hati nuraninya yang lembut dan penuh kasih.
Dyah Mentari Putri, S.Hum.,M.I.Kom adalah Srikandi itu. Dengan penuh kasih sayang, Dyah Mentari Putri Sang Srikandi memeluk orang-orang yang terpuruk, mengelus kepala anak-anak yatim dan mengisi ruang hati mereka dengan kelembutan dan keikhlasan.
Ketika banyak orang merayakan tutup tahun dengan kemeriahan pesta dan limpahan makanan, Dyah Mentari Putri menentukan tempatnya sendiri: di sebuah ruang sunyi yang jauh dari keramaian, dimana ia kumpulkan anak-anak yatim di kediamannya pada penghujung tahun 2023.
Dyah Mentari Putri mengajak anak-anak yatim itu berdoa, bergembira dan makan bersama. Dalam beberapa jam itu Dyah Mentari Putri ingin membawa para anak yatim ke sebuah suasana dimana mereka merasa memiliki keluarga yang utuh. Ada satu titik yang ingin dicapai oleh Dyah Mentari Putri, seperti yang dikatakannya, “Saya ingin memuliakan anak yatim.”
Karena memang demikianlah seharusnya memperlakukan anak yatim, dalam pandangan Dyah Mentari Putri.
Menurut Dyah Mentari Putri, “Anak-anak yatim bukanlah anak-anak yang menderita atau sengsara, sebab pada anak yatim terdapat kemuliaan yang harus terus dirawat dan diperhatikan,”.
Maka terpancarlah kebahagiaan anak-anak yatim yang berkumpul di kediaman Dyah Mentari Putri. Mereka mendengarkan tausiyah dari Ustadz Ardi Kusuma, mengamini doa, dalam suasana yang terkadang memunculkan keharuan.
Acara santunan anak yatim itu sendiri dipandu oleh Ustadz Naim Muchtar, pimpinan Pondok Pesantren Qolbun Salim.
Dalam suasana penuh kebahagiaan itu, Dyah Mentari Putri sesekali mengusap air di sudut matanya. Keharuan yang dalam telah hadir di batinnya. Ia memberikan tangannya untuk dicium oleh para anak yatim, bahkan Dyah Mentari Putri juga tak ragu mencium tangan dan kepala anak-anak yatim.
“Anak-anak yatim itu adalah bagian dari diri saya juga. Saya mencintai mereka sepenuhnya, saya ingin selalu berbuat yang terbaik bagi mereka. Sebagaimana juga saya ingin mengabdi dan mewakafkan seluruh semangat dan kerja keras saya untuk dapat bermanfaat bagi kesejahteraan banyak orang,” kata Dyah Mentari Putri, Sang Srikandi Demokrat.
(Bambang banguntopo/SINDE)