“Tiga Serangkai” Didik Bekas Pecandu Narkoba Hingga Perampok

oleh -112 Dilihat
Fokus : Sejumlah anggota perguruan Tiga Serangkai Depok jalani latihan pernafasan.

Depok – Perguruan Seni Beladiri Silat ‘Tiga Serangkai’ (TS) Kota Depok, menggelar latihan rutin di kawasan Pasar Segar (PS) Sukmajaya Depok, Sabtu (13/4/2019) dini hari.

Ketua pengurus perguruan TS cabang Kota Depok Heriyanto mengatakan, latihan rutin beladiri ini digelar seminggu sekali setiap Jum’at malam. Ada pun latihan yang diberikan tidak semata-mata mengajar ilmu bela diri saja, tetapi para anggota juga diajarkan pengetahuan tentang akhlak dan ilmu agama yang baik.

Lanjut Heriyanto, perguruan TS sendiri berkomitmen pada bidang sosial kemasyarakatan. Dengan memberikan pembinaan positif dan menghilangkan negatif generasi muda menjadi bagian penting menjalani komitmen itu.

“Tak hanya pengetahuan ilmu bela diri yang kami berikan kepada mereka. Perguruan ini juga mengajarkan agar memiliki prilaku akhlak yang baik dan ilmu agama yang bermanfaat untuk masyarakat. Yang utama, kami berjuang merubah prilaku mereka ke hal positif,” jelas Heri.

Kata Heri, perguruan TS yang didirikan oleh Ustat Hayatullah itu dibentuk sejak  tahun 1984 oleh Ustat Hayatullah. Hayatullah adalah pria kelahiran tahun 1972 asal Madura Jawa Timur yang sekaligus pimpinan perguruan TS dengan wajah bersahaja.

“Kalau di Depok sendiri, TS mulai ada di Depok sejak tahun 2003. Dan eksistensi perguruan TS kembali aktif di awal tahun 2016. Sementara untuk jumlah anggota TS  di Depok saat ini sudah mencapai 80 orang. Mereka bergabung di perguruan TS atas inisiatif dan niat sendiri. Semua bisa ikut belajar kok, asal niat dan iklas mau belajar untuk perubahan jadi lebih baik,” ujar Heri.

Baca Juga:   Ibu - Ibu Majelis Taklim Khairunissa Tetap Eksis

Di tempat yang sama, Penggerak Perguruan TS sekaligus tokoh masyarakat Kota Depok H. Ali menyebutkan, ada 20 lebih anggota bergabung di perguruan TS adalah bekas pecandu narkoba dan pelaku kejahatan jalanan. Profesi mereka yang bergabung di perguruan ini macam-macam, ada seorang pedagang, pekerja, pelajar, bahkan bekas pemakai narkoba, perampok hingga kejahatan lainnya.

“Di perguruan ini, ada 20 anggota mantan pelaku kriminal seperti pecandu narkoba, perampok, dan kejahatan lainnya. Alhamdullilah, mereka semua sudah jadi lebih baik, perubahannya pun sudah 80 persen,” terang H. Ali yang diamini pendiri dan pimpinan utama perguruan TS Hayatullah.

Disamping itu, didirikannya perguruan TS atas dasar ibadah untuk membantu masyarakat menjadi pribadi yang lebih baik. Nantinya, ilmu-ilmu yang sudah diajarkan di perguruan TS tersebut wajib digunakan untuk kebaikan. Sebab, bilamana ilmu itu digunakan untuk hal tidak baik dan dilarang oleh agama dengan sendirinya akan hilang.

“Ilmu yang didapatkan di perguruan ini wajib digunakan untuk kebaikan dan membantu masyarakat. Jika tidak, ilmu bisa hilang dengan sendirinya. Terlebih jika itu dilarang agama apakah perbuatan melawan orang tua, narkoba, berjudi, makanan tidak halal, dan lainnya, secara otomatis ilmu yang didapatkan akan sia-sia,” papar H. Ali.

(dik/po/sinde)

No More Posts Available.

No more pages to load.