Sinardepok.com – Video pencopotan Alat Peraga Kampanye (APK) milik Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 2, Mohammad Idris-Imam Budi Hartono viral di jejaring media sosial, pada Minggu (18/10/2020).
Video berdurasi 45 detik itu terlihat seorang pemuda menggunting APK Paslon Idris-Imam menggunakan gunting batang pohon.
Tidak hanya satu, ada beberapa APK berukuran 50×75 cm yang sudah dicopot oleh pemuda yang tak mau menyebutkan namanya tersebut.
Pemuda diketahui berasal dari Kafe Kopi Wasa itu terekam video tengah menggunting APK Idris-Imam yang dipasang di sisi jalan Raden Saleh II. Pelaku hanya mengakui apa yang diperbuatnya atas dasar perintah bos nya.
“Perintah bos, perintah bos ini,” kata pelaku singkat.
Ketua KPU Kota Depok, Nana Sobarna ketika dikonfirmasi mengatakan, apa yang dilakukan pemuda itu sebaiknya dilaporkan kepada pihak yang memiliki wewenang.
“Jika dianggap berpotensi pelanggaran, alangkah baiknya dilaporkan secara resmi kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), karena kewenangan penindakan pelanggaran dalam pemilu ada disana,” kata Nana, sapaan akrabnya.
Dihubungi terpisah, Ketua Bawaslu Kota Depok, Luli Barlini mengaku belum bisa mengambil keputusan terkait adanya info tersebut, apakah terdapat sanksi ataupun tidak bagi pelaku itu.
Dia juga menegaskan pelaku pencopotan baliho tidak mengandung unsur pidana.
“Terkecuali dirusak ya, baru bisa kena pidana,” katanya.
Luli menuturkan beberapa peraturan terkait adanya APK yang dipasang diluar dari ketentuan, salah satunya tentang larangan memasang APK di tiga wilayah, yaitu Jalan Margonda, Jalan Juanda dan Jalan ARH.
Sementara, salah seorang penggiat sosial di Kota Depok, Sutrisno mengatakan apa yang dilakukan pelaku merupakan perbuatan yang memalukan.
Dia menilai, pelaku telah mencederai arti dari demokrasi yang sesungguhnya tentang indahnya perbedaan. Bagi Tris sapaan akrabnya, hal itu berpotensi memecah belah masyarakat, karena dikhawatirkan terjadinya perpecahan antar pendukung.
“Tindak tegas pelaku tersebut, jangan sampai hanya karena beda pilihan semua jadi bermusuhan. Kita semua bersaudara,” ucap Tris.
Lebih dari itu, Tris menilai jika yang dilakukan oleh pelaku terbukti diperintah atasan pelaku, maka harus ditelurusi siapa dalang dibalik semua itu.
“Kalau ternyata ada kaitan dengan Tim pemenangan lawan politik Idris-Imam, berarti kubu mereka sudah kelewat panik, mungkin sudah melihat kekalahan,” kata Tris sambil bergurau.
Senada dengan Sungkowo Pujo Dinomo yang menegaskan apa yang diperbuat pelaku telah merusak tatanan demokrasi yang ada di Indonesia.
Bowo sapaan akrabnya, mengaku sedih melihat adanya pendukung yang melakukan tindakan yang menurutnya sangatlah bodoh tersebut.
Dari itu, Bowo mengajak para kandidat Pilkada Depok agar sentiasa melakukan kampanye sehat, agar gairah masyarakat mengikuti pesta demokrasi kembali meningkat.
“Paslon jangan asal bikin janji. Cobalah buat program yang kemungkinan terealisasinya besar, jangan asal bunyi, asal masyarakat senang,” tutur Bowo.
Pria berkulit sawo tersebut juga menyoroti adanya program berobat gratis hanya dengan KTP dalam janji kampanye salah satu paslon.
Bagi Bowo, berobat hanya dengan KTP merupakan program impian yang hanya ada di khayalan. Bagiamana tidak kata dia, dengan fasilitas yang disediakan BPJS saja masih banyak kendalanya.
“Ayolah, jangan jadikan masyarakat tumbal lagi akan janji-janji manis itu, yang real saja,” tandasnya.
(po/hlm/SINDE)