DEPOK, SINARDEPOK.COM – Anggota Komisi IX DPR RI, Wenny Haryanto, menghadiri sosialisasi penguatan pendataan keluarga kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra Tahun 2021 yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di kawasan Depok, Jawa Barat, Kamis (16/9/2021).
Kehadiran Wenny pada kegiatan tersebut, sebagai mitra kerja BKKBN dan menjalankan fungsinya sebagai anggota DPR RI untuk mengawasi anggaran yang sudah dikucurkan Pemerintah kepada BKKBN.
“Saya hadir disini sebagai mitra kerja di Komisi IX salah satunya BKKBN. Disisi lain untuk mengawasi anggaran yang sudah disepakati di DPR, apakah anggaran yang sudah diturunkan kepada BKKBN dijalankan dengan baik atau tidak. Saya melihat BKKBN sudah menjalankan program programnya dengan baik,” kata Wenny Haryanto, dihadapan para peserta sosialisasi yang rata-rata adalah kader KB, PKK dan Posyandu.
Ia berharap, program-program yang dijalankan BKKBN dapat diserap oleh masyarakat secara maksimal, sehingga target-target BKKBN bisa tercapai.
“Pemerintah sudah menambahkan anggaran untuk penanganan stunting di Indonesia. Semoga program penanganan stunting bisa berhasil,” ujarnya.
Wenny pun menjelaskan tentang apa itu stunting serta bahayanya terhadap anak. Kata Wenny, stunting merupakan
Kondisi gagal pertumbuhan pada anak
akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
“Ciri-cirinya adalah anak tumbuhnya lebih pendek daripada anak yang lain. Kemudian kemampuan berfikirnya juga berkurang, ciri-ciri yang lain pertumbuhan tingginya lambat, kemudian penurunan kemampuan fokus dan motivasi belajarnya, kemudian pertumbuhan tubuhnya berkurang. Kalau dilihat wajahnya, tampak lebih muda dari anak-anak sebayanya, kemudian ia juga mengalami pubertas yang terlambat,” tutur Wenny.
Namun demikian, upaya agar anak terhindar dari stunting, menurut Wenny
dengan memperhatikan gizi ibu sejak kehamilan usia nol hingga usia anak mencapai 2 tahun.
“Upayakan saat hamil konsumsi tablet penambah darah, penuhi kebutuhan nutrisi saat hamil, Lakukan IMD, berikan ASI ekslusif untuk bayi selama 6 bulan karena itu merupakan gizi yang paling penting, biasakan prilaku hidup bersih, terus pantau pertumbuhan anak, baik berat badan, tinggi, dan lingkar kepala,” papar Politisi Golkar tersebut.
Sementara itu Kepala Dinas DPAPMK Kota Depok Nessi Annisa Handari menambahkan, bahwa program yang dijalankan BKKBN menjadi prioritas khususnya di Kota Depok.
Dalam membangun keluarga berkualitas, DPAPMK juga memiliki rencana aksi dalam melaksanakan kegiatannya. Seperti perhatian untuk ibu hamil, remaja yang akan menikah atau pasangan yang ingin mempunyai anak.
“Kegiatan BKKBN merupakan program strategis di Kota Depok. DPAPMK Kota Depok juga melaksanakan program pembangunan keluarga dalam lingkup kegiatan dari awal pembentukan keluarga, ibu hamil, ibu menyusui hingga tumbuh kembangnya anak. Sejalan dengan Perda tahun 2017 tentang Ketahanan Keluarga dan Perda Kota Layak Anak. Pada intinya mendukung ketahanan keluarga,” papar Nessy dalam sambutannya.
Sosialisasi ini dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan selalu menggunakan masker dan menjaga jarak. Turut dihadiri Dir Pemanduan Kebijakan Pengendalian Penduduk BKKBN Mila Rahmawati, Kepala Koordinator Bidang KBKR BKKBN Jabar Pintauli Siregar, Lurah Pondok Jaya Mulyadi, Kader KB, PKK dan Posyandu wilayah Kelurahan Pondok Jaya, Cipayung, Kota Depok.
(po/SINDE)